Monday 3 December 2007

Kata-kata di pinggir jalan

  • Sepenggal kata ingin bicara
    Sedikit tulisan untuk mengungkapkan hati
  • Dalam hidup ini kita tidaklah tahu, apa yang akan terjadi hari ini, besok, atau lusa. Dan sebagai manusia kita tidak selalu bisa menentukan dengan pasti dan tepat apa yang akan menjadi langkah kita. Sekarang atau di masa depan, baik itu kata, sikap, atau perbuatan kita.
    Kehidupan memiliki pasang surut, baik-buruk, dan itulah yang memang terjadi pada semua orang...besar-kecil, kaya-miskin, kuat-lemah. Berjalan menelusuri lorong-lorong waktu kehidupan.
    Tetapi aku sempat tertahan, berhenti sejenak. Melihat lembaran, serpihan-serpihan kata-kata yang tersisa di pinggir jalan kehidupan.
    Yang makin orang lain lupakan.
    Aku kumpulkan, susun, kata demi kata, dan kubacakan.
  • Hari demi hari berganti, demikian pula waktu, berjalan begitu cepat dan tepat. Kejadian-kejadian dan peristiwa demi peristiwa telah kualami, rasakan, lihat... Aku terkejut. Aku teringat lembaran yang kukumpulkan. Kusadari diri ini. Betapa baiknya makna di balik kata-kata yang tertulis itu. Mungkin kita pribadi tak kenal wujudNya, sosokNya. Tetapi merasakan dan mendapati kata-kata, ucapanNya. termasuk dalam hal ini: lembaran tulisan perkataan Allah yang mungkin kita sendiri lupakan dengan segala kesibukan kita.
  • Apa arti ini semua? Itulah pertanyaanku dalam hidup ini. Aku renungkan, berdiam diri sejenak. Menyisihkan waktu dan fikiranku, mencari makna dan arti di balik peristiwa yang kualami, rasakan, dalam hidupku.
    Dalam keheningan malam aku lewatkan waktu untuk berdoa. Berkata-kata kepada Yang Maha Tahu, Maha Kasih, dan yang memberi kebaikan dan keindahan dalam hidup ini, yang dulu kulupakan.
    Allah memang tidak turun dari langit dan berkata langsung kepadaku tentang masalahku. Tetapi ini kujalani dengan ketabahan dan beharap untuk jawabanNya, entah melalui orang lain, alam sekitar, atau mungkin dari dalam diriku sendiri.
  • Seiring waktu kuberjalan, datanglah jawaban yang kucari selama ini. Dalam waktu dan keadaan telah datang suatu pembelajaran dan pencerahan baru bagi hidup ini, yang dulu kuanggap tidak memiliki makna, arti.
    Allah tidaklah terlalu sibuk dan akhirnya lupa akan doa-doa dari ummatNya yang ingin mencari dan menemukan makna, arti kehidupan yang singkat ini.
    BagiNya, tiada yang mustahil. Untuk memberikan jawaban kepada kita. Meskipun bagi kebanyakan orang hal itu sangat sulit dan tidak secepat yang kita inginkan, atau harapkan pada waktu kita menghadapi masalah hidup.
    Akan tetapi dalam wujud keIlahianNya yang tak terlihat, Ia berikan ucapan, kata-kataNya kepada kita, ummatNya, dengan firman dan karyaNya. Dia telah mewujudkan keberadaan diriNya melalui perbuatan, sifat, kuasa, dan kekuatanNya.
    Alam semesta yang luas, dan segala ekosistem yang sangat unik dan indah, dengan iklim yang sangat beragam...tumbuhan, hewan, manusia...Semuanya itu adalah wujud ciptaanNya yang kompleks dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
    Sayang banyak orang menganggap semua ini tidaklah berarti, semu. Hal itu sangat nyata bila kita lihat atas apa yang diperbuat dan dilakukan orang terhadap alam ini, termasuk diri mereka sendiri. Yang sekarang ini berada pada keadaan yang sangat kritis, dan hal itu mungkin sudah kamu ketahui. (contoh: global warming. Kita sebabkan, kita tuai sendiri akibatnya)
  • Sampai-sampai aku berfikir, alam semesta dan manusia berlomba-lomba, atau bergandengan tangan bersama-sama menuju lembah kehancuran. Entah sampai kapan ini terjadi...3, 6 bulan ke depan...tidak tahu. Tapi dari segi waktu yang kita jalani bersama, serta keadaan betapa singkat, cepatnya waktu berjalan...Kemampuan manusia untuk memperbaiki keadaan dan diri sendiri berjalan lamban...terhalang oleh sesuatu yang tak terlihat.
  • Disadari atau tidak, manusia berlomba-lomba mengejar kesenangan yang semu, hampa, tak pasti. Kalau pun didapat, hanya untuk waktu singkat, durasi dan harapannya.
    Bagiku ini sangat ironis, disayangkan. Ada kutipan “Dalam bayang-bayang kebanyakan orang, “kehidupan yang sebenarnya” memiliki arti kemewahan dan kesenangan. Sebuah majalah berita Asia menyatakan “Orang yang menonton film atau tayangan tv belajar menghasratkan apa yang mereka lihat, memimpikan apa yang mungkin bisa mereka miliki” “.
  • Mengejar kekayaan serta status sosial dijadikan tujuan hidup oleh banyak orang. Banyak yang mengorbankan masa muda, kesehatan, kehidupan keluarga, serta nilai-nilai rohani mereka. Demi kesenangan-kesenangan sesaat.
    Tak banyak yang menyadari bahwa gambaran yang disampaikan media hanyalah cerminan kusam, egois, dan mencetak pola fikir yang dominan mempengaruhi mayoritas penduduk dunia. Mendorong mereka untuk bertindak bertentangan dengan kehendak, tujuan Allah atas kita.
  • Jadi tidaklah heran bila banyak orang tak bahagia dewasa ini.
  • Itu sekelumit kecil kata yang ingin kusampaikan. Bukan aku ingin sinis, egois, terhadap kehidupan yang dijalankan orang di luar sana. Itu fakta. Realita hidup yang nyata dan ada di sekitar kita. Yang tidak kita pungkiri. Atau kamu, memungkirinya?
    Alangkah baiknya mencari jati diri, mendapatkan arti hidup yang bermakna, berarti. Bukan mengisi hidup ini dengan kesenangan yang kita miliki, materi, pendidikan, pekerjaan saja. Bukanlah itu. Itu hanyalah sarana, dan hal itupun akan sia-sia tanpa dilandasi kebutuhan akan perkara rohani. Bimbingan akan kecintaan kita pada Allah kita.
  • Aku secara pribadi berharap padamu, mengundangmu...Bukanlah menggurui. Pilihlah yang tepat, dengan cermat. Milikilah tujuan hidup yang berarti, cita-cita yang jelas. Sasaran untuk jerih lelahmu dalam menjalankan hidup ini.
    Bukan berarti hidup yang kamu jalankan selama ini tidak berarti. Bukan itu maksudku! Aku berharap kita semua...orang-orang yang kukenal, keluarga, sahabat, saudaraku...Bersama-sama memiliki tujuan hidup yang mulia, karena faktanya kita dikaruniai kecerdasan, suara hati nurani, kemampuan untuk bernalar. Ini menyiratkan bahwa kita merupakan ciptaan Allah yang Dia beri kemampuan luar biasa dalam alam ini.
    Sisihkanlah waktumu dalam hidup ini untuk mendekatkan dirimu pada Allahmu. Agar kamu dikenal dan disayang...seperti halnya kasih orang tua pada kita. Memang waktu ini cepat berlalu. Keadaan tak ada yang langgeng dan pasti. namun kita hadapi semua itu dengan ketabahan, mawas diri. Bila perlu dengan air mata duka, tak hanya suka. Asalkan kita tak lenyap karena waktu, kejadian-kejadian. Berharap padaNya, agar selalu diingat dan dihantarkan ke tempat yang damai.
  • Entah kapan. Tapi insyaAllah pasti! Kita dihadapkan pada keputusan yang harus kita ambil, yang sangat penting dalam hidup ini. Secara pribadi di hadapan Allah. Sekarang atau masa depan.
    Akan suatu pilihan hidup.
    Mendekatkan, atau menjauhkan diri dari Allah. Barkah atau laknat. Diingat olehNya atau dilupakan dan ditinggalkan.
    Itulah yang harus kita pilih.
    Dan kita terima akibatnya.
  • Inilah yang bisa kuberikan padamu. Hanya serpihan, lembaran, tulisan kata-kata yang tersisih di pinggir jalan hidup.
  • Ada yang bilang:
    Berjuanglah sebagai pejuang yang baik dengan iman, dan yang terakhir, yang terbaik yang kita miliki, kita persembahkan pada Allah dan sesama kita”.

No comments:

Post a Comment

Harap jelaskan identitas dan bicara dengan niat baik dan berdasar. Please verify your id and speak on good ground.