Friday 24 October 2008

Tubuhku Adalah Milikku

Ada sebagian wanita yang berpendirian: karena tubuhnya adalah miliknya, maka ia bebas memperlakukan tubuhnya itu. Bebas menampilkan tubuhnya melalui dandanan yang sesuai dengan keinginannya di depan publik.

Kisah berikut ini katanya terjadi di sebuah apotek di Jakarta Barat. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung menuju petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok pendek dan kaus ketat membalut tubuhnya, hingga sebagian (besar) tubuhnya masih nampak, seperti perut, pusar.

Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk persis di sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan wanita muda itu dengan tatapan matanya.

Dengan suara perlahan namun masih dapat didengar orang di sekitarnya, lelaki muda itu membuka percakapan.

"Mbak, tarifnya berapa?"

Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah pada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus ia menjawab "Saya bukan pelacur, bukan wanita murahan!!!"

Si lelaki tak kurang marahnya. "Siapa yang bilang mbak pelacur atau wanita murahan!?! Saya cuma nanyain tarif,karena mbak bedandan kaya' lagi ngejajain sesuatu!"

Terjadi perang mulut yang membuat pengunjung lain apotek itu ikut menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus "tubuh saya milik saya ya! Saya bebas mau ngapain aja dengan ini tubuh, dasar lu aja yang pikirannya kotor!"

Si lelaki muda tak mau kalah. "Saya bebas memakai mata saya! Saya juga bebas memakai mulut saya, termasuk untuk nanya kau tarifnya berapa! Saya juga bebas make' pikiran saya!"

Si wanita muda tak kehabisan argumen. "Saya bisa melaporkan anda ke polisi karena melakukan perbuatan tidak menyenangkan!"

"Silakan", kata si lelaki. "Saya juga bisa menuntut anda dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Termasuk anda telah menganggu ketenangan 'adik' saya. Kau ke apotek mau nebus obat atau bangunin 'adik' saya?"

Mungkin karena malu (kalau masih punya red.), si wanita muda tadi sekonyong-konyong meninggalkan apotek, padahal urusannya belum selesai. Sedangkan si lelaki setelah selesai dengan urusannya pun pergi ngeloyor dengan wajah bersungut-sungut.

Terima kasih pada mas Wardiman.

No comments:

Post a Comment

Harap jelaskan identitas dan bicara dengan niat baik dan berdasar. Please verify your id and speak on good ground.